RESUME
Pertemuan ke : 6
Tanggal :12 November 2021
Hari :Rabu, pukul 15.00 - 16.00 WIB
Pertemuan :Daring Via Zoom
MENJADI PEJUANG KEBENARAN DITENGAH GEMPURAN HOAKS
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL INDONESIA
GMLD2
NARASUMBER : MS. PHIA
MODERATOR :DENI DARMAWAN
Permasalah yang paling sering menjadi pembahasan saat ini dan menjadi permasalahn besar adalah hoaks. Tanpa kita sadar di era pandemi seperti sekarang ini dengan diberlakukannya ppkm oleh pemerintah penggunaan gajet semakin meningkat mulai dari kalangan anak anak bahkan semua kalangan usia dan tanpa disadar kita semua telah melek digital.
Saat mata melek pasti ada tempat, nah yang paling populer dan menjadi tempat favorit kalian menurut saya yaitu Facebook, semua generasi fasih dalam bermain facebook. jadi facebook tempat yang paling enak menyebar hoaks. Contoh tidak ada batasan untuk mengirimkan konten, share foto, dan video . Selanjutnya whatsapp, penggunaan WA, hampir semua pengguna gadget menggunakan aplikasi percakapan ini betul kan.
*Dokumentasi Mafindo*Selanjutnya untuk materi kita pada sore hari ni bertema”Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks” ingat temanya buat saya berfikir seperti nya kita harus menjadi pahlawan untuk memerangi hoaks, jadi tetap semangat . materi ini masih berhubungan sama materi ke- 5.
*dokumentasi Mafindo* *dokumentasi mafindo*
Nah tidak berlama lama yuk kita intip
profil narasumber kita yang energik,
aktif serta berparas cantik dengan segudang prestasi yang dimiliki beliau
adalah MS.Phia.
PROFIL LENGKAP NARASUMBER MS.PHIA
Hoaks yang berasal dari “hocus pocus” aslinya dari bahasa Latin “hoc est corpus”, berarti berita bohong. Hoaks juga berasal dari Bahasa Inggris Hoax, yang berarti berita palsu. Secara terminologis, hoaks merupakan sebuah pemberitaan palsu dalam usaha untuk menipu atau mempengaruhi pembaca atau pengedar untuk mempercayai sesuatu, padahal sumber berita yang disampaikan adalah palsu tidak berdasar sama sekali
Persoalan besar yang dihadapi bangsa ini adalah merebaknya hoaks atau berita palsu. Karena dipicu oleh menguatnya fenomena post truth dan kemudahan menyebarkan informasi melalui media sosial dan aplikasi percakapan seperti WhatsApp.
Penggunaan literasi digital yang baik untuk menangkal hoaks di era disrupsi, ditandai dengan banjirnya informasi, berfikir kritis, perubahan secara cepat dan mengakar, serta penggunaan teknologi berbasis internet yang sangat tinggi.
kita berlanjut ke 3 tips berfikir positif menurut paparan dari MS.PHIA
step 1.
step 2.
Kesimpulan hoaks dapat ditangkal dengan berfikir positif dan juga dengan mengembangkan kemampuan literasi digital secara masif. Kemampuan literasi digital meliputi:
8 elemen esensial:
1.cultural (memahami konteks),
2.cognitive (meluaskan pikiran),
3. constructive (menciptakan hal positif),
4. communicative (cakap berkomunikasi dan berjejaring),
5. confident (percaya diri dan bertanggung jawab),
6.creative (melakukan hal baru),
7. critical (kritis menyikapi konten),
8. civic (mendukung terwujudnya civil society).
Jadi Pengembangan dan penguatan literasi digital dapat dilakukan terutama di sekolah, kampus, dan lembaga-lembaga pendidikan lain, serta dilingkungan masyarakat yang gencar digalakkan oleh lembaga lembaga yang saling bersinergi memberantas hoaks.
ketika hati mengeras, mata akan mengering*ibnu qayyim*
"Jadilah seseorang dimata Allah, meski kamu bukan siapa siapa dimata para manusia"
" jadilah orang berahlak , bukan orang hebat sejagat"
SALAM SEHAT SALAM LITERASI
MENUJU INDONESIA MAJU
Mantaap.. Dua materi dirangkum sempurna
BalasHapusTerima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik
BalasHapusMantap
BalasHapusSalam literasi, benar Bu...keutaman adap dari ilmu...semangat menebar kebaikan.
BalasHapusTerimakasih master2 hebat,berkenan berkunjung,salam sehat🙏🙏🙏
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya para master hebat,salam sehat buat kiya semua
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya,master master terhebat sahabat bloger🙏🙏
BalasHapus